Sindentosca - Kepompong
Dulu kita sahabat
Dengan begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Bridge:
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karena ku sayang
Reff :
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagi kepompong
Semua yang berlalu
Biarkanlah berlalu
Seperti hangat mentari
Siang berganti malam
Sembunyi kan sinarnya
Hingga dia bersinar lagi
(Lirik digunakan tanpa seijin yang punya, tapi gak ada maksud komersial kok. Asli!! Justru untuk membuktikan bahwa lirik lagu ini bagus dan mengena banget)
Dulu kita sahabat
Dengan begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Bridge:
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karena ku sayang
Reff :
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagi kepompong
Semua yang berlalu
Biarkanlah berlalu
Seperti hangat mentari
Siang berganti malam
Sembunyi kan sinarnya
Hingga dia bersinar lagi
(Lirik digunakan tanpa seijin yang punya, tapi gak ada maksud komersial kok. Asli!! Justru untuk membuktikan bahwa lirik lagu ini bagus dan mengena banget)
Tadi malem acara perpisahan salah satu sahabat gue di kantor gue yang lama. Mama memutuskan untuk cabut dari kantor itu, dan perpisahan dilakukan di salah satu tempat karaoke top di daerah selatan Jakarta. Anak-anak Mama semua hadir selain Menik. Ada gue, Kucil, Kunti, Cimit, dan Yuyu, serta banyak rekan dari kantor Mama.
Acara berlangsung seru. Namun yang udahnya, malah terjadi slack antara Kunti dengan gue n Kucil. Gara-garanya adalah Kunti merasa kami gak menganggap dia sebagai sahabat. Dia merasa kami gak perhatian, timbal baliknya gak setimpal seperti harapan dia.
Kadang gue merasa Kunti masih melihat dunia, at least persahabatan dengan kacamata idealis plus lensanya yang warna pink *gubraakk!!*. Menurut dia, sahabat itu selalu ngomong dan bercerita setiap kali ada masalah, ingat dan memberi hadiah saat ulang tahun (gak gitu banget juga sih), intinya sih timbal balik. Jadi kalo dia bersikap begitu kepada gue, maka gue juga harus bersikap begitu ke dia. Gue hargai prinsip Kunti. Tapi kan cara masing-masing orang dalam berinteraksi kan beda. Gak selamanya sama. Gak semua orang merasa harus meng-update kisah hidupnya pada sang sahabat. Kadang dia butuh waktu untuk mencerna, kadang dia merasa belum tentu suatu hal bisa dia ceritakan entah karena udah antisipasi reaksi sang sahabat, kadang dia juga gak perlu cerita sama sekali karena merasa bisa meng-handle semuanya sendiri. Gue hampir gak pernah bercerita masalah pribadi gue pada sahabat-sahabat gue, baru akhir-akhir ini aja gue lebih membuka diri. Tapi sebelumnya juga gak masalah kok kalo gak cerita. Kalo lagi bete, spend time with them, then I'd feel better already. Gak usah dibuat susah ato repot kan??
No comments:
Post a Comment