Wednesday, December 16, 2009

Luna Maya vs Infotainment


Semalem Luna Maya memaki wartawan melalui account Twitternya. Gue males cari yamg verbatim, tapi lebih kurang isinya begini:

'Infotemnt derajatnya lebih HINA dr pd PELACUR, PEMBUNUH!!!may ur soul burn in hell!'

Setelah itu kabarnya dia sempet minta maaf melalui Twitter juga, lalu accountnya ditutup. Sayang aja sampe kejadian hal seperti ini. Tapi secara manusiawi hal ini wajar banget. Siapa sih yang suka hidupnya diburu-buru oleh pekerja infotainment? Dikorek kehidupannya, dicari aibnya, lalu kalau gak dapat apa2, dipancing sehingga berbuat salah.

Gue jadi ingin ikut membahas tentang hal ini. Menurut diri gue pribadi, sah-sah aja Lunmay marah seperti itu. Mau artis atau bukan, siapa siy yang mau setiap saat dikejar pekerja infotainment dan dikorek-korek kehidupan pribadinya? Karena gue sangat menghargai privasi, gue mengerti perasaan Lunmay. Gak cuma Lunmay sih, gue yakin kebanyakan public figure juga gak sukalah kalau kehidupan pribadinya dikorek secara paksa. Memang Lunmay agak kelewatan juga dengan kata-kata dalam twitnya, namun at least itu ungkapan dia yang jujur dari dalam hati. Baru dia aja yang jujur menampar pekerja infotainment dengan sikapnya. Sementara artis yang lain masih takut karena memang risikonya sangat besar. Yah, seperti apa yang dihadapi Lunmay saat ini deh.

Seharusnya para pekerja infotainment gak perlu ngotot meliput para artis itu sampai malah mengganggu gerakan mereka. Karena kekasaran dan tingkah mereka yang memang tidak simpatik makanya banyak artis jadi gak suka dengan infotainment. Setiap ada celah, mereka mengerubungi artis dan memaksa mereka untuk memberikan statement. Memancing dan menjebak agar para artis tersandung atau salah ucap, lalu hal itu menjadi bumerang bagi mereka.

Gue yakin juga bahwa gak semua pekerja infotainment memiliki sikap yang buruk seperti itu. Tapi itu juga jarang pastinya. Karena selama ini yang kita lihat dari program2 yang ditayangkan, isinya melulu tentang keburukan dan kekurangan para artis. Perceraian, perselingkuhan, penipuan, ganti pacar, perseteruan, dll dsb dst. Tidak banyak isi liputan yang bermutu, apakah itu mengenai prestasi para artis dan semacamnya. Ada tentang prestasi dan kelebihan, dan stop pada 1 kali penayangan. Sementara mengenai keburukan pasti diblow up, dibahas begitu mendalam hingga berkesan memaksa dan mencari-cari, seolah-olah misalnya perceraian sang artis adalah merupakan berita yang sangat penting seperti penyelewengan uang negara. Tayangan2 infotainment seperti Insert (Pagi, Siang, Sore, et dah!!), Silet, Cek & Ricek, Kroscek, mungkin menghibur bagi sebagian orang, tetapi tidak membuat pemirsanya manjadi pintar dan kritis. Justru membodohi dan membuka aib orang.

Dengan sebegitu banyaknya tayangan infotainment yang tayang setiap hari, seolah mengungkap keburukan dan kekurangan orang lalu memblow-upnya adalah hal yang wajar. Aib orang menjadi santapan sehari-hari. Padahal menurut ajaran agama (padahal gue juga bukan orang yang taat banget sih, tapi gak munafik juga cuy), membuka aib orang adalah hal yang dosa. Lalu dimana tanggung jawab moral para pekerja infotainment itu? Dulu sebelum ada infotainment rasanya gak ada masalah kok. Malah beritanya lebih bermutu karena isinya yang mengenai sisi positif para public figure, sehingga justru memotivasi masyarakat. Menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk menjadi lebih baik seperti idolanya, walaupun dalam kehidupan sebenarnya belum tentu mereka adalah makhluk sempurna. Sekarang? Anak2 kecil jadi tau tentang kawin cerai artis, selingkuh itu indah, dll. Gimana gak rusak bangsa kita?

Kesannya gue jadi memburuk-burukkan infotainment ya? Gue suka juga nonton kalo sempat. Tapi jujur, pada saat ada liputan mengenai keburukan para artis itu, gue justru merasa risih dan sebel. Bukan hal yang pantas untuk ditonton. Kadang gue kasihan pada artis2 itu. Tapi mungkin gue seharusnya lebih kasihan pada para pekerja infotainment yang mencari makan dengan cara seperti itu ya? Menurut mereka, karena infotainmentlah maka para artis menjadi besar dan terkenal. Kalo menurut gue, karena prestasinyalah para artis jadi besar dan terkenal. Masyarakat yang menilai. Infotainment berusaha membentuk opini masyarakat, tapi dengan terjadinya hal seperti ini bisa2 masyarakat malah jadi antipati. Jangan salah, banyak banget loh orang yang gak suka infotainment. Tayangan gak mutu dan gak mendidik. Dan cara mereka mencari 'berita' juga sama sekali gak menarik simpati, baik dari artis maupun dari pemirsa. Lama2 makin jijik aja deh.

Alangkah bijaksananya bila para artis bersaing dengan cara positif untuk menjadi populer, aranya ya dengan berprestasi. Dan alangkah bijaksananya bila infotainment pun mulai mengurangi secara perlahan bentuk tayangan2 mereka yang melulu mengenai kebobrokan artis. Menjadilah lebih positif! Supaya bangsa kita tercinta menjadi bangsa yang pintar dan kritis. Kalau terus seperti ini, sayang juga kan. Bisa aja ada artis yang prestasinya bagus tapi kehidupan pribadinya kurang ok, jadi terjegal. Kehidupan pribadi orang lain bukanlah konsumsi publik. Mau bilang public figure, tapi itu lebih karena prestasinya. Dibilang risiko jadi seleb? Oh please... Pelanggaran privasi sudah terlalu lama berlangsung terus-menerus sehingga masyarakat yang dibodohi menganggap ini adalah hal yang wajar, hal yang memang semestinya. Padahal salah kaprah banget tuh! Bisa-bisanya pekerja infotainment dan jurnalis2 kacangan pencari sensasi aja sampe terjadi hal seperti ini. Pada dasarnya manusia juga memiliki sifat pemangsa. Ada korban, santap! Tapi manusia juga makhluk bernalar kan. Memiliki akal budi, sehingga bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik.

Ini adalah soal pilihan. Merusak diri sendiri adalah pilihan. Tapi merusak orang lain adalah kejahatan! That's it from Bidadari Bengal. Over and out...

No comments: